Selasa, 19 Mei 2009

Kangen

Bila kita adalah orang yang selama ini tinggal ditempat yang jauh dari orang tua, saudara, teman dan kerabat, pernahkah kita rasakan sebah kerinduan?

bila kita sekarang mungkin sedang melalui proses belajar ditempat yang jauh dari rumah, kuliah, kerja, tugas atau yang lainnya. Ketika telah lama tidak pulang kampung dan membendung rasa kangen dan rindu pada semua orang dirumah. mencari waktu kapan bisa pulang.

Seandainya saat itu tiba, senangnya hati bisa punya waktu dan biaya untuk berkumpul lagi dengan keluarga yang telah lama ditinggal. Perjalanan, meskipun jauh pasti akan dinikmati dengan puas, karena perjalanan yang dituju adalah jalan menuju pulang kerumah.

Mempersiapkan oleh-oleh buat keluarga yang ada dirumah. Meskipun sedikit tapi mudah-mudahan membawa kegembiraan.

sesampainya dirumah, kita mendapat kejutan, karena disambut dengan luar biasa oleh semua orang yang ada dirumah. Semuanya tersenyum haru menyaksikan kedatangan kita yang telah lama tidak tampak batang hidungnya. Suasananya sudah berbeda dengan dulu. kalau biasanya waktu masih tinggal bersama dengan keluarga dirumah tidak di sayang-sayang, sekarang seperti dimanja. bisanya dulu gampang dimarahi, sekarang tidak. biasanya kemauan kita tidak dituruti, sekarang yang tidak diminta pun disediakan. ya seperti tamu istimewa lah...!

Hari-hari berkumpul bersama keluarga memang menyenangkan, apalagi lama tidak bertemu. Keponakan yang dulu ditinggalkan masih sangat imut dan lucu, sekarang sudah besar dan pandai berbicara. Saudara yang dulu sering judes, sekarang tiba-tiba jadi lebih perhatian.

hari demi hari...

Tapi, suatu saat waktunya juga akan tiba.

waktu berlibur dan melepas kangen juga tidak selamanya dapat dirasakan, tapi disitulah letak nekmatnya kebersamaan. saatnya kita juga harus meninggalkan mereka, tututan belajar, menuntut ilmu, kerja atau yang lainnya telah menunggu kedatangan kita untuk kembali beraktifitas.

Saat itulah, kita harus mempersiapkan kembali apa yang menjadi keperluan. semua perbekalan yang harus dipersiapkan juga harus matang. makanan untuk diperjalanan, pakaian, uang sangu, hal-hal yang dibutuhkan ketika dalam kondisi darurat pun tidak lupa disediakan. waah...! saat-saat itu memang berrrraaat...! sedih, akan berpisah lagi dengan keluarga dan teman sekitar rumah. Tiket penerbangan juga harus dipesan sbelum keberangkatan, supaya nilai beli tidak terlalu tinggi.

Kalau membuka tiket, yang paling ga sanggup ngeliat tanggal penerbangannya! bikin hati terbayang-bayang sedihnya berpisah lagi dengan keluarga.

biasanya disaat-saat begini semua yang terbaik akan dilakukan, untuk meninggalkan bekas yang bernilai bagi semua orang.

tidak lupa juga sebelum hari H, seluruh anggota keluarga bikin acara foto bersama. detik-detik dirasakan dengan sebenar-benarnya, tidak seperti hari-hari sebelumnya yang masih merasa hari keberangkatan akan masih lama.

saat-saat terakhir memang berharga dan berarti.

Ya..., sperti itulah rasanya. senangnya bila bekas yang kita tinggalkan berupa hal yang disenangi dan postif. tapi, akan sangat mengecewakan bila hal yang kita tinggalkan malah negatif.

dan....

pernahkah kita merasakan hari-hari kita sama seperti yang kita rasakan ketika akan berpisah dengan keluarga. saat-saat dimana jasad ini akan dipendam, dan ruh akan diantarkan ke kelangit. saat-saat nyawa akan dijemput oleh malaikat maut. dengan waktu dan tempat yang sangat rahasia dan berupa kejutan. kesempatan hidup yang telah terhitung tahunan selama ini, apakah telah memberikan bekas yang berarti dan bernilai bagi kita sendiri? ataukah bekas yang membuat kita menyesal sepanjang masa dan tidak akan mungkin kembali...???

Minggu, 17 Mei 2009

"Orang Asing"


Imam Muslim meriwayatkan di dalam Shahihnya dari jalan Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Islam datang dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali menjadi asing sebagaimana kedatangannya. Maka beruntunglah orang-orang yang asing itu.” (HR. Muslim [145] dalam Kitab al-Iman.Syarh Muslim, 1/234).


an-Nawawi rahimahullah menukil keterangan al-Harawi bahwa makna orang-orang yang asing adalah : orang-orang yang berhijrah meninggalkan negeri/daerah mereka karena kecintaan mereka kepada Allah ta’ala (Syarh Muslim, 1/235). Keterangan al-Harawi di atas dilandaskan pada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dalam Shahihnya dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Islam datang dalam keadaan asing dan ia akan kembali menjadi asing, maka beruntunglah orang-orang yang asing.” Ada yang bertanya, “Siapakah yang dimaksud dengan orang-orang asing?”. Beliau menjawab, “Yaitu orang-orang yang memisahkan diri dari kabilah-kabilah [mereka].” (HR. Ibnu Majah [3978] dinyatakan sahih oleh al-Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibni Majah [8/488] namun tanpa tambahan ‘ada yang bertanya, dan seterusnya’, as-Syamilah).


Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya dari Abdullah bin Amr bin al-’Ash radhiyallahu’anhu, dia mengatakan; Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berbicara dan ketika itu kami berada di sisi beliau, “Beruntunglah orang-orang yang asing.” Kemudian ada yang menanyakan, “Siapakah yang dimaksud orang-orang yang asing itu wahai Rasulullah?”. Maka beliau menjawab, “Orang-orang salih yang hidup di tengah-tengah orang-orang yang jelek lagi banyak [jumlahnya]. Orang yang mendurhakai mereka lebih banyak daripada orang yang menaati mereka.” (HR. Ahmad 6362 [13/400], disahihkan al-Albani dalam Shahih w a Dha’if al-Jami’ 7368 [3/443] as-Syamilah)


Syaikh al-Albani rahimahullah menyebutkan di dalam Silsilah al-Ahadits as-Shahihah penafsiran makna orang-orang yang asing tersebut dengan sanad yang sahih. Diriwayatkan oleh Abu Amr ad-Dani dalam as-Sunan al-Waridah fi al-Fitan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu secara marfu’ -sampai kepada Nabi-, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Islam itu datang dalam keadaan asing dan akan kembali menjadi asing seperti ketika datangnya. Maka beruntunglah orang-orang yang asing.” Ada yang bertanya, “Siapakah mereka itu wahai Rasulullah?”. Maka beliau menjawab, “Yaitu orang-orang yang tetap baik [agamanya] tatkala orang-orang lain menjadi rusak.” (as-Shahihah no 1273 [3/267]. as-Syamilah, lihat juga Limadza ikhtartul manhaj salafi, hal. 54).


al-Qari menafsirkan bahwa makna orang-orang yang asing adalah orang-orang yang memperbaiki [memulihkan] ajaran Nabi yang telah dirusak oleh manusia sesudahnya. Beliau berdalil dengan hadits yang diriwayatkan melalui Amr bin Auf al-Muzani radhiyallahu’anhu, demikian dinukilkan oleh al-Mubarakfuri (Tuhfat al-Ahwadzi [6/427] as-Syamilah). Imam Tirmidzi menyebutkan dalam Sunannya hadits tersebut yang disandarkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Mereka itu adalah orang-orang yang memperbaiki ajaranku yang telah dirusak oleh manusia-manusia sesudah kepergianku.” (HR. Tirmidzi [2554] dari Amr bin Auf al-Muzani radhiyallahu’anhu, namun hadits ini dinyatakan berstatus dha’if jiddan -lemah sekali- oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan at-Tirmidzi [2630] as-Syamilah, lihat pula Limadza ikhtartul manhaj salafi, hal. 53 oleh Syaikh Salim al-Hilali).


al-Mubarakfuri menjelaskan makna ‘ memperbaiki ajaranku yang telah dirusak oleh manusia-manusia’ yaitu : “Mereka mengamalkan ajaran/sunnah tersebut dan mereka menampakkannya sekuat kemampuan mereka.” (Tuhfat al-Ahwadzi [6/428] as-Syamilah). al-Mubarakfuri juga menjelaskan bahwa hadits yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi di atas bersatus lemah dikarenakan terdapat seorang periwayat yang bernama Katsir bin Abdullah bin Amr bin Auf al-Muzani. al-Mubarakfuri berkata, “Katsir ini adalah periwayat yang lemah menurut banyak ulama ahli hadits, bahkan menurut mayoritas mereka. Sampai-sampai Ibnu Abdi al-Barr mengatakan, ‘Orang ini telah disepakati akan kedha’ifannya’.” Maka keterangan beliau ini menyanggah at-Tirmidzi yang menghasankan hadits di atas (lihat Tuhfat al-Ahwadzi [6/428] as-Syamilah).


Syaikh Salim al-Hilali hafizhahullah berkata, “…tidak ada riwayat yang sah mengenai penafsiran [Nabi] tentang makna al-Ghuraba’ (orang-orang asing) selain dua tafsiran yang marfu’ yaitu : [1] Orang-orang yang [tetap] baik tatkala masyarakat telah diliputi kerusakan. [2] Orang-orang salih yang hidup di tengah-tengah banyak orang yang buruk [agamanya], akibatnya orang yang menentang mereka lebih banyak daripada yang mengikuti mereka.” (Limadza ikhtartul manhaj salafi, hal. 55).


Imam at-Tirmidzi membawakan hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan datang suatu masa ketika itu orang yang tetap bersabar di antara mereka di atas ajaran agamanya bagaikan orang yang sedang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi [2260] disahihkan al-Albani dalam Shahih wa Dha’is Sunan at-Tirmidzi [5/260], as-Shahihah no 957. as-Syamilah).


Kamis, 14 Mei 2009

Intifadhah

Wahai para perindu Syahid...! pertahankan serta kuatkan tekad anda untuk pergi berjihad..! meskipun segala rintangan menghadang... namun jiwa tetap ingin berperang. Meskipun saat-saat itu tidak tentu kapan akan segera tiba. Peliharalah iman serta akhlaq kita, supaya pertolongan sedekat mungkin kepada kita. Ingatlah... pertolongan Allah itu berada pada sejauhmana pertolongan kita terhadap sesama Muslim. Jangan biarkan kemaksiatan menghancurkan segalanya! perkuatlah keimanan terhadap kampung akhirat....!

Kenikmatan dunia hanyalah secuil dari banyaknya kenikmatan akhirat, bahkan kalau kenikmatan didunia diibaratkan sebuah titik, maka perumpamaan itu terlalu besar dari kenyataan yang sebenarnya...

Jangalah berhenti merindukan peperangan fii sabilillah... ingatlah perkataan salah seorang sahabat Rasulullah saw. bahwa kenikmatan berperang fii sabilillah ketika pedang sedang berkecamuk adalah lebik nikmat dan lebih seru didandingkan dengan malam pertama bersama gadis yang cantik jelita...

“...Barang siapa mati meskipun dia tidak pernah berjihad ataupun tidak pernah berniat untuk berjihad, maka dia mati dalam keadaan jahiliyah” (Bukhari dan Muslim)

Wahai para Mujahid...!

“Aku titipkan kepada Allah, Agama kalian, amanah kalian dan penutup amal-amal kalian.” (Hadits Shahih diriwayatkan oleh Abu Dawud & lainnya dengan sanad shahih)

Bila engkau telah merasakan kenikmatan berjuang dimedan perang, bersyukurlah sebanyak mungkin kepada Allah ‘Azza wajalla...! karena dengan segala izin-Nya Engkau diberangkatkan ke medan Jihad. Insya Allah kami selalu mendoakan keselamatanmu. dan jangan Engkau lupakan kami dalam setiap doamu supaya kami bisa menjemputmu di medan Jihad.

Jangan lupa selalu memberikan semangat kepada saudaramu yang belum mendapat giliran untuk berangkat. Ceritakan ke-seruan yang Engkau rasakan kepada kami supaya semangat kami semakin membara dan menyala. Allahu Akbar...!

Bila musuh yang Engkau hadapi tidak sebanding denganmu, maka bersabarlah! Allah pasti akan memberikan pertolongan kepadamu dan jangan pula engkau mundurkan langkahmu

"Jika kamu bersabar dan bertaqwa ketika mereka (musuh) datang menyerang kamu dengan tiba-tiba, nisacaya Allah menolongmu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda" (QS. Ali Imran : 125)

Jangan lupa pesan dari Abu Bakar ash-Shidiq, "Jangan berkhianat, jangan menipu, jangan membunuh lawan secara kejam, jangan membunuh anak-anak, kakek-kakek dan wanita. Janganlah menebang pohon kurma atau pohon apapun yang sedang berbuah, jangan membakar, jangan menyembelih sapi, unta atau hewan ternak kecuali jika hendak dimakan dagingnya saja. Jika kamu menemui orang yang sedang beribadah dalam gereja atau biara, biarkanlah mereka dan jangan ganggu mereka"

Wahai para Mujahid! Dan jangan sekali-kali engkau tinggalkan tempat itu meskipun hanya satu langkah atau setengahnya atau seper tiganya atau seper empatnya atau setengah dari seper empatnya atau setengah dari sebagiannya atau hanya sekecil rambut yang halus

“Seburuk-buruk sifat yang ada pada seorang laki-laki adalah bakhil karena takut miskin dan lari dari medan perang” (HR. Abu Dawud)

...................................................................................................

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang Mukmin, diri dan harta mereka dan menggantinya dengan Syurga. Mereka berperang di jalan Allah lalu mereka membunuh atau terbunuh..." (QS. at-Taubah :111)

"Jihad didalam Islam bukanlah kegiatan kejam yang ditujukan secara sembarangan kepada non-muslim. Jihad adalah nama yang diberikan untuk sebuah perjuangan dan kebulatan tekad kepada seorang Muslim yang harus menghancurkan segala bentuk jenis kejahatan yang ada dihadapannya" (Shahih Muslim)

Selasa, 12 Mei 2009

Metamorfosis

Allahu Akbar...
Yaa Allah.... aku memang hambamu yang lemah, aku sadari kelemahanku, letak titik lemahku, letak rawannya kesalahanku... tapi janganlah semuanya itu membuat aku hancur.

semua memang selalu berubah... entah karena sesuatu yang baik atau buruk, karena dibujuk atau dirayu, karena sengaja atau terhanyut. dan aku memohon keistiqamahan lepada-Mu Ya Allah...

Hanya terhitung 3 tahun aku pergi... dan... semuanya berubah...

aku mencoba iseng melihat kemasa lalu... ternyata, orang yang dulu aku bersamanya, sekarang... berbeda, lingkunagn yang dulu aku tumbuh besar dan menuntut ilmu... sekarang, berubah. Maha suci engkau ya Allah... ini adalah skenario-Mu ya Allah, sehingga aku menginjak dibumi sekarang aku berjalan... semoga dimasa depan Engkau menempatkan aku ditempat yang juga terbaik menurut-Mu, seperti yang dulu telah menimpaku.... dan dengan rasa malu terhadap-Mu aku mensyukuri nikmat itu. aku akui pikiranku terlalu pendek dan singkat, sehingga tidak mampu memperkirakan masa depan ku sendiri. aku bersyukur bertemu orang-orang yang sekarang aku temui. saat ini seakan-akan aku miliki keluarga besar. keluarga yang mampu menguatkan ukhuwah sesama muslim, menguatkan imanku, memantapkan hatiku dan semua nikmat yang aku tidak sangguo menyebutkannya. Ampuni aku ya Allah, karena kesyukuranku yang sanagt sedikit. dan... aku percaya sekarang juga dalam proses skenario-Mu yang berikutnya.

tapi aku sedih melihat saudaraku...

hatiku bercampur rasa, aku mau katakan sesuatu, tapi aku takut ada musuh-Mu yang mungkin berpotensi untuk menghancurkan segala niat baikku. tetapi mereka adalah saudaraku, dan mereka juga memahami apa yang aku pahami saat ini, mungkin aku tau tidak tau dimana perbedaannya...

aku mohon kepada engkau ya Allah... semoga merega berani tegas, tegas seperti dulu yang aku prasangkakan baik kepada mereka...

..........

semua memang selalu berkembang, selalu berputar dan berubah. saudaraku yang 'alim aku tau antum tidak mudah terpedaya dengan dunia ini. dan antum meyakini sekalai kalau didunia ini hanya sementara... tapi sayangnya semua orang menyadari hal itu, dan kebanyakan mereka tidak membuat perhitungan terhadap kampung akhirat.

Allah Akbar...
jangan sampai tahta membuatku hancur
jangan sampai harta membuatku remuk
jangan sampai ****ta juga menghancurkan segalanya

aku berlindung kepada Allah dari segala bentuk Kejahiliahan...

semoga Jihad dapat membuatku tegar dan istiqamah...

semoga cita-citaku tercapai dan mendapat ridha-Mu.... Allahu Akbar...

aku akan menceraikannya....

bantu hamba-Mu ini untuk melakukannya...

meskipun aku sulit melakukannya, tapi bantulah aku.. meskipun baru talaq 1...

luruskan niatku untuk menceraikan kesenangan dunia ini....
------------------------------------------------

Dan... Inilah yang membuat aku ragu dan tidak yakin....
apakah aku akan pulang ketanah orang tuaku....
tanah dimana mereka saat ini tinggal....
memang... semua orang menyarankan, "bagaimana mungkin disana akan 'seperti yang aku harapakan' kalau aku tinggal pergi dan tak mau pulang?"
Tapi, aku sudah bayangkan akibatnya bila aku kembali.
jangankan tinggal disana lagi, berlibur 2 minggu saja rasanya lupa akhirat! Masya Allah...!
baiknya memang tidak pulang, atau malah pergi lebih jauh menjemput cita-cita tertinggi...
tapi, bagaimana dengan ibu yang merindukanku. dan ayah yang membiayaiku. mba' yang menjagaku dahulu...

lalu.... bagaimana dengan :

انفرواخفافاوثقالاوجاهدوباموالكم وانفسكم في سبيل الله ذلكم خيرلكم ان كنتم تعلمون[التوبة:٤١]ا

Minggu, 10 Mei 2009

Pejuang...

Tak semua perjalanannya selalu mulus, tanpa onak dan duri. Semuanya memang indah dikenang, tapi belum tentu manis diperjuangkan. Ganjarannya memang tak mampu diungkapkan dengan kata-kata, hanya Allah yang tau kepastiannya.

Menjadi sepertinya tidak mungkin didapat melalui perjuangan yang sangat minim, membuang waktu, sedikit kerja atau banyak berkata. Semuanya harus melalui kerja yang begitu keras, keyakinan yang bulat serta keikhlasan yang mendalam. Bukan karena harta, tahta, atau ...ta yang lainnya.

Kalau kita sendiri masih sering membuang waktu dengan percuma, jangan merasa disebut sebagai Pejuang.

Pengorbanan perasaan adalah hal yang harus bisa dikorbankan, rasa lelah hal yang disumbangkan, tetesan darah sebagai bukti perjuangan...

Ia selalu istiqamah dalam setiap langkahnya, hari demi hari semakin bersemangat, Syurga-Nya memanaskan semangat yang telah Ia miliki...

IN'ASY

Sesungguhnya doa yang kita panjatkan kepada Allah selalu mendapat jawaban. Entah itu ditunda atau tidak, dalam bentuk lain atau dalam bentuk yang sesuai dengan yang kita doakan. Begitu juga dengan pertolongan yang selalu kita mohonkan, selalu mendapat jawaban pasti dari Allah. semua jawaban itu berada disekitar kita, malah... kemungkinan kita sendiri yang tidak memahami alur pertolongan yag Allah berkan. Sehingga langkah yang kita ambil selalu ragu, tidak yakin, bahkan mungkin balik bertanya dan protes kepada Allah. Sehingga ketika saat-saat yang mendesak baru kita mau mengambil langkah ke alur yang Allah sediakan. Dan... seketika itu kita menyesal, mengapalangkah yang diambil sangat lamban. Terkadang kita bingung menentukan pilihan dari keputusan kita. sibuk kesana kemari mencari jawaban, padahal tidak jarang jawaban yang kita cari ada dalam diri kita sendiri.

........................

Kita terkadang tidak begitu menyadari potensi yang ada didalam diri kita. Ketika bercermin misalnya, kita tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang sangat hebat yang kita miliki. Cuma masalahnya kita tidak miliki percaya diri yang kuat, tidak percaya dengan keyakinan yang dimiliki. baru mendapat ujian mental yang amat kecil mudah kempes.... apakah begitu yang kita lakukan selama ini?
Padahal kita menginginkan pribadi yang penuh percaya diri. Oleh sebab itu, untuk membuktikan bahwa diri kita adalah orang yang penuh percaya diri, maka kita kudu kuat dengan segala ujian tersebut.

........................

Kerinduan yang dimiliki atau ke-syiqah-an yang diperoleh, tidak mungkin didapat dengan begitu saja. Semua harus melalui proses yang panjang. jangan mengaharap diperhatikan, tapi jadilah yang memperhatikan. Hanya dengan modal silaturahmi dan bungkusan kecil disertai kalimat hikmah yang berdasar itu sangat menyentuh perasaannya, meskipun hatinya sekeras batu.
Allahu Akbar...!
Ingatlah... semuanya tidak diraih dengan mudah, gampang dan tanpa pengorbanan. Tanpa pengorbanan yang dilakukan dengan ikhlash, maka semuanya akan mustahil diraih...


............................

Sangat bisa menjadi orang yang istiqamah diantara orang-orang yang istiqamah. Teman istiqamah kita juga ikut menjadi seperti dia, tapi jangan samapai ketika teman menjadi futur lalu kita ikut-ikutan...

Jangan merasa aman ketika kita semangat karena melihat teman kita menjadi semnagat. artinya, tidak selamanya teman kita menyemangati kita dalam setiap perjalanan, atau setiap kefuturan kita.

sehingga, pilihan yang terbaik adalah, menjadi orang yang memberikan orang lain terinpirasi dengan semangat yang kita milikia. dan bukan sebaliknya.

ingat...! kita tidak selamanya jomlbo. Dalam kata lain, kita juga akan menikah, berpisah dari keluarga, saudara dan teman kerabat. Kita harus memiliki semangat yang murni dari diri sendiri, shingga menularkannya kepada semua yang ada disekitar kita. jangan sampai terwarnai oleh lingkungan yang buruk. tapi warnailah lingkungan yang buruk menjadi lingkungan yang baik melalui perilaku yang kita miliki.

semuanya bermula dari Ridha Allah swt, beserta izinnya dan semangat yang kita miliki. Allahu Akbar...!

Rabu, 06 Mei 2009

Kepada saudaraku...

Ingatlah... rasanya tidak terasa kt menjelajahi bumi Allah yang begitu luas luar biasa. menemukan pemandangan yang indah, udara yang segar, masyarakat yang sangat beragam, lingkungan hidup yang amat tentram...

ana hanya mengingatkan, bukan bermaksud apa-apa... mumpung kita masih miliki kesempatan, waktu dan umur, gunakanlah semuanya demi kebaikan kita di kampung akhirat yang abadi...

terkadang saya bingung dan sedih... mengapa saudaraku yang seiman dan taqwa pada Allah 'Azza wa jalla tidak menggubris sepenuhnya aturan Allah...

saudaraku.... dengan rasa malu dan rendah diri ana menyarankan kepada antum yang masih bersuka ria dengan dunia ini yang penuh dengan perhiasan dan kesenangan yang amat indah dan memikat. Ana akui... dunia ini memang menarik dan sangat menyenangkan... tapi, pernahkan kita berfikir, atau bahkan membayangkan, sebetulnya ada apa sih Allah merahasiakan kenikmatan diakhirat? nikmat dan keuntungan apa yang akan kita rasakan disyurga? dan siksa yang pedih bagaimana kalau sampai ke neraka (na'udzubilla...!)
Ana juga penasaran, tapi kalau dipikir-pikir... kenikmatan yang Allah perlihatkan saja rasanya sudah seperti ini... (dunia), lalu bagaimana dengan kenikmatan yang selalu Allah "sembunyi-sembunyikan"? pasti ini adalah kejutan yang luar biasa hebatnya...

lalu... ya Allah... kalau siksaan dunia yang Engkau tampakkan seperti ini pedihnya, aku tidak sanggup membayangkan kepedihan itu... Aku memohon kepada engkau ya Allah... selamatkan aku dari Azab neraka yang pedih dan selalu Engkau gambarkan kepedihannya di dalam al-Qur'an..

saudaraku... lupakanlah kesenangan dunia yang selama ini membuat kita lupa kepada Allah... yang membuat kita tergiring tanpa sadar bermaksiat kepada-Nya, yang membuat kewajiban kita menjadi tidak sempurna ditunaikan, shalat menjadi telat, akhlaq menjadi rusak, prasangka buruk yang tanpa dasar yang kadang-kadang aku tujukan kepada-Mu dan aku akui itu karena kebodohanku ya Allah, maka ampunilah aku ...

berikanlah hidayah kepada saudaraku yang masih memiliki iman kepada Engkau, meski hanya sebesar biji Zarrah. aku yakin kami adalah hamba yang kurang kritis....
ampuni kami ya Allah...